Kisah Itu
Berikan aku cintamu..
Berikan aku sayangmu..
Sore ini, aku duduk dalam kamar sendirian. Melototin komputer portable dan asyik memainkan jemari diatas keyboardnya.
Cahaya mentari menyeruak tanpa permisi menembus jendela kaca yang tembus pandang. Sinarnya memendarkan bayangan yang dia lalui. Pun demikian dengan suasana kamar ini tidak lepas dari aksinya. Kadang terusik juga aku oleh terik-nya, tetapi untuk sore ini aku tidak merasa terganggu olehnya. Semilir angin seperti tidak mau kalah dengan sang surya, kurasakan rambutku tersibak dengan kesejukan. Ah.. demikian sempurna tuhan menciptakan alam ini.
Perpaduan sinar mentari dan angin saja mampu menghasilkan suasana damai. ini jika kita mau dan mampu merasakan alam.
Jika memang diriku bukanlah menjadi pilihan hatimu
Mungkin sudah takdirnya kau dan aku takkan musti bersatu
Harus slalu kau tau ku-mencintamu disepanjang waktuku
Harus slalu kau tau semua abadi untuk slamanya..
Karena kuyakin cinta dalam hatiku
Hanya milikmu sampai akhir hidupku
Karena kuyakin disetiap hembus nafasku
Hanya dirimu satu yang slalu kurindu....
Demikian penggalan lagu dari grup band ungu mengalun, terasa nyaman ditelinga yang tersumpal dengan ear phone. Saat mengamati lirik lagu tersebut, seperti mengisahkan kehidupan kita dimasa lalu. Kembali ingatanku melayang jauh disana. Menembus ruang dan waktu saat kita masih sama-sama menikmati kemesraan di kota gudeg. Sering kali kamu bermanja untuk sekadar minta perhatian dariku, untuk meminta sayangku.
Ah..mendadak memori tersebut terputus, aku dikejutkan oleh suara kucing yang berkelahi. Sialan! lagi enak-enak malah diganggu kucing. Kembali aku mencoba merajut penggalan-penggalan kisah yang pernah terjadi diantara kita. Betapa waktu itu terasa indah dan bahagia, mungkin selama hidupku saat-saat bersamamu adalah yang terindah.
Menatap indahnya senyuman diwajahmu membuatku terdiam dan terpaku, mengerti akan hadir nya cinta terindah saat kau peluk mesra tubuhku. Banyak kata yang tak mampu kuungkapkan kepada dirimu... mata lentik, hidung mungil berpadu dengan bibir merah basah merekah menciptakan sosok cantik jelita. Masih ingat pula saat kau berikan ciuman pertamamu...
Wah..banyak kenangan indah saat selalu bersamamu. Tiap sudut kota gudeg kita jelajah bersama, kita paling suka menyusuri jalanan saat sore menjelang. Mentari yang telah condong ke barat tidaklah begitu mengusik kulit kita. Keceriaan terpancar dari wajahmu, sering kali kuajak kamu nongkrong di warung angkringan, tanpa malu kamu-pun menyambut.
Tapi.. semua itu adalah masa lalu. Baru kusadari sekarang kau tak disisiku lagi, kau sudah menjadi milik orang lain. Memang kita berbeda, seiring dengan waktu kamu merasa tidak cocok denganku. Aku tidak sayang kamu lagi, demikian kata yang terlontar dari bibirmu. Padahal waktu itu aku memang sedang sibuk menyelesaikan skripsi.
Kulihat diluar jendela, matahari semakin condong di ufuk barat. Dan jemari ini rasanya sudah lelah untuk menulis lagi. Akhirnya aku menghentikan aktivitas ini.
No comments:
Post a Comment